Hamparan Kebun Bawang yang dulunya merupakan kebun kopi (Sumber : Mongabay)
Seperti yang kita tahu, kopi merupakan tanaman berkayu yang memiliki manfaat seperti pemberi oksigen, buahnya dapat dimanfaatkan untuk membuat kopi, dan kayunya juga dapat dimanfaatkan untuk mebel. Sedikit dari kita yang tahu bahwa tanaman kopi memiliki manfaat dari seperti tanaman hutan walaupun bisa dikatakan kopi adalah tanaman perkebunan. Manfaat yang bisa didapatkan dari tanaman kopi hampir sama dengan pohon penyusun hutan, terutama dari kayu dan buahnya. Beberapa permasalahan yang sering kita temui di daerah perbukitan adalah longsor. Salah satu metode yang digunakan untuk menanggulangi longsor adalah metode vegetatif. Menurut beberapa penelitian, vegetasi kopi memiliki peranan yang baik untuk permasalahan konservasi tanah dan air. Menurut Budiarso dan Wijaya (2004), sifat-sifat dari tanaman kopi yang dapat membantu untuk konservasi tanah dan air diantaranya :
- Tajuk berlapis-lapis (dengan pangkasan batang tunggal) dapat melindungi tanah dari tetesan air hujan langsung (rain drop impact) sehingga mencegah splas erosion.
- Tanaman pendek dengan sistem batang tunggal mengurangi energi potensial dari air hujan sehingga sementara akan tertahan sampai ke permukaan tanah.
- Tanaman kopi dapat dicampur dengan tanaman legume untuk membentuk suatu sistem agroforestri, sehingga akan ada banyak strata yang akan menghambat turunnya air hujan yang langsung menuju permukaan.
- Metode pengolahan pada tanaman kopi sejalan dengan prinsip pengelolaan pohon hutan, dimana ada pengaturan jarak tanam, penenaman arah kontur, pemangkasan, pemberian bahan organik, dan pembuatan rorak.
Kalau berbicara soal kopi, yang terbesit saat ini adalah ekonomi. Padahal dulu selain dianggap sebagai penghasil rupiah, kopi juga dianggap memiliki nilai konservasi. Contoh kasus yang diungkap dari artikel mongabay, di perbukitan Angngeraja hingga kaki Pegunungan Latimojong, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, pernah terhampar kebun kopi yang begitu luas. Akan tetapi kini kita tidak bisa lagi melihat kopi walaupun hanya sedikit. Semua hamparan kini sudah menjadi area bawang. Masyarakat Enrekang setiap tiga bulan sangat bergantung pada hasil bawang. Mulai awal oktober, sejauh mata memandang di Enrekang tidak terlihat lagi tanaman penaung, yang ada hanaya lahan terbuka dan bawang.
Referensi
https://www.mongabay.co.id/2019/11/02/melirik-kopi-jadi-tanaman-konservasi/ diakses pada Selasa 3 Maret 2020 Pukul 06.50 WIB.
Budidarsono, S dan Wijaya, S. 2004. Praktek Konservasi dalam Budidaya Kopi Robusta dan Keuntungan Petani. Agravita. 26 (1) : 126-138
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.